Dalamsistem akuntansi manual, ayat-ayat jurnal di atas dicatat dalam buku jurnal umum sebagai berikut: Bagian atas buku jurnal umum memuat judul buku, yaitu "JURNAL UMUM" dan halaman jurnal umum (JU1 berarti jurnal umum halaman 1). Jurnal umum terdiri dari lima kolom: tanggal, nama akun, referensi, debit, dan kredit.
Biaya bahan baku BBB adalah salah satu unsur biaya yang penting dalam perusahaan industri atau manufaktur selain biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya tersebut penting dikarenakan merupakan unsur utama dalam membuat suatu produk di perusahaan manufaktur. Hal tersebut nantinya akan mempengaruhi juga harga jual dari produk tersebut, yang kaitannya nanti dengan keuntungan yang didapatkan. Nah, untuk lebih jelasnya Yuk simak pembahasannya dalam artikel ini dengan seksama!! Pengertian Biaya Bahan Baku BBB Pengertian dari bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi untuk membentuk satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk jadi dan sebagai unsur yang diolah dengan menggunakan biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Sedangkan biaya bahan baku adalah suatu biaya yang ditanggung atau dikeluarkan untuk mendapatkan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Perlu diketahui bahwa harga pokok bahan baku ini terdiri dari Harga beliBiaya angkutDan berbagai biaya lainnya yang dikeluarkan dalam mempersiapkan bahan baku untuk siap digunakan dalam proses produksi. Sehingga harga pokok bahan baku bukan hanya harga yang terdapat di dalam faktur pembelian atau harga beli saja. Berbagai biaya lainnya yang pada umumnya ikut dalam perhitungan sebagai biaya bahan baku selain harga beli dan biaya angkut adalah sebagai berikut. Biaya pesanBiaya penerimaanBiaya pembongkaranBiaya pemeriksaanBiaya asuransiDan biaya pergudangan BBB dicatat hanya sebesar harga beli berdasarkan faktur pembelian. Hal tersebut dikarenakan berbagai biaya lainnya yang terjadi selain harga beli sulit untuk dapat diperhitungkan kepada harga pokok bahan baku yang dibeli. Berbagai biaya lainnya tersebut diperhitungkan sebagai biaya overhead pabrik. Berbagai biaya lainnya tersebut disebut juga sebagai biaya bahan pembantu atau sebagai bahan penolong. Sistem Pembelian Bahan Baku Transaksi pembelian pembelian yang dilakukan di dalam negeri atau lokal melibatkan berbagai bagian, yaitu bagian produksi, gudang, pembelian, penerimaan barang, dan akuntansi. Beberapa dokumen sumber dan juga pendukung yang dibuat dalam transaksi pembelian lokal adalah sebagai berikut. Surat permintaan order penerimaan yang berasal dari penjual. Sistem pembelian lokal bahan baku ini terdiri dari beberapa prosedur, diantaranya sebagai berikut. 1. Prosedur Permintaan Pembelian Bahan Baku Apabila jumlah persediaan bahan baku yang tersedia di gudang sedikit atau sudah mencapai jumlah tingkat minimum pemesanan kembali atau reorder point. Bagian gudang selanjutnya akan membuat surat permintaan pembelian atau purchase requisition. Dokumen tersebut akan dikirimkan ke bagian pembelian. Berikut ini adalah contoh dari surat permintaan pembelian. 2. Prosedur Order Pembelian Pada bagian pembelian akan dilakukan pembelian berdasarkan surat permintaan pembelian yang berasal dari bagian gudang. Untuk pemilihan supplier, maka bagian pembelian akan mengirimkan surat permintaan penawaran harga atau purchase price quotation kepada para calon supplier. Surat tersebut berisikan permintaan informasi harga dan berbagai syarat pembelian dari setiap supplier tersebut. Kemudian setelah supplier yang dianggap baik sudah terpilih, maka bagian pembelian akan membuat surat order pembelian. Surat order pembelian tersebut akan dikirimkan kepada supplier yang sudah dipilih. Berikut ini adalah contoh dari surat order pembelian. 3. Prosedur Penerimaan Bahan Baku Supplier akan mengirimkan bahan baku kepada perusahaan sesuai dengan yang terdapat di dalam surat order pembelian yang diterimanya. Bagian penerimaan barang mempunyai tugas dalam melakukan penerimaan barang, memeriksa kualitas, kuantitas, jenis dan juga spesifikasi bahan baku yang diterima oleh supplier dengan tebusan surat order pembelian. Jika bahan baku yang diterima sudah sesuai dengan apa yang dipesan atau sesuai dengan yang ada di dalam surat order pembelian, maka bagian penerimaan barang akan membuat laporan penerimaan barang. Laporan tersebut untuk dikirimkan kepada bagian akuntansi. Berikut ini adalah contoh dari laporan penerimaan barang. 4. Prosedur Pencatatan Penerimaan Bahan Baku di Bagian Gudang Bagian penerimaan kemudian menyerahkan bahan baku yang sudah diterima dari supplier kepada bagian gudang. Bagian gudang bertugas untuk menyimpan bahan baku tersebut dan mencatat jumlah dari bahan baku yang diterima dari bagian penerimaan barang dalam kartu gudang atau stock card pada kolom “masuk”. Stock card ini dipakai oleh bagian gudang untuk melakukan pencatatan mutasi setiap jenis barang yang ada di dalam gudang. Stock card hanya berisikan berbagai informasi tentang harga barang yang tersimpan di dalam gudang. Catatan yang ada di dalam stock card tersebut diawasi atau di-pantau dengan catatan yang diselenggarakan oleh bagian akuntansi yang berupa kartu persediaan atau inventory card sebagai akun pembantu persediaan. Selain melakukan pencatatan mutasi barang gudang dalam stock card, bagian gudang juga mencatat barang dalam kartu barang atau inventory tag. Kartu baran tersebut akan digantungkan atau ditempel-kan pada tempat penyimpanan setiap jenis barang. Berikut ini adalah contoh dari kartu gudang dan kartu barang. 5. Prosedur Pencatatan Utang Dalam proses ini bagian pembelian akan menerima faktur pembelian dari supplier. Selanjutnya bagian pembelian akan memberikan tanda tangan di atas faktur pembelian. Tanda tangan tersebut sebagai bukti persetujuan bahwa faktur bisa dibayar, karena supplier sudah memenuhi berbagai syarat pembelian yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Faktur pembelian yang sudah ditandatangani oleh bagian pembelian tersebut kemudian akan diserahkan kepada bagian akuntansi. Setelah bagian akuntansi menerima faktur pembelian bahan baku tersebut, maka bagian akuntansi akan langsung melakukan pemeriksaan terhadap ketelitian perhitungan yang ada di dalam faktur pembelian. Selain itu bagian akuntansi juga akan mencocokkan faktur pembelian dengan informasi atau data yang ada di dalam tembusan surat order pembelian yang diterima dari bagian pembelian dan laporan penerimaan barang yang diterima dari bagian penerimaan barang. Faktur pembelian tersebut yang dilampirkan dengan tembusan surat order pembelian dan laporan penerimaan barang akan dimasukkan atau dicatat di dalam jurnal pembelian oleh bagian akuntansi. Kemudian setelah dicatat dalam jurnal pembelian, maka faktur pembelian dan juga dokumen pendukungnya akan dicatat di dalam kartu persediaan pada kolom “masuk”. Kartu persediaan ini digunakan sebagai pembantu untuk mencatat persediaan bahan baku. Berikut ini adalah contoh dari kartu persediaan. Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli Berdasarkan pada prinsip akuntansi yang berterima umum, lazimnya biaya yang terjadi untuk mendapatkan bahan baku dan untuk menempatkannya dalam kondisi siap digunakan, adalah unsur harga pokok bahan baku yang dibeli. Sehingga, harga pokok bahan baku tidak hanya berupa harga yang terdapat di dalam faktur pembelian saja. Harga pokok bahan baku ini terdiri dari harga beli harga yang ada di dalam faktur pembelian ditambah dengan berbagai macam biaya pembelian dan berbagai biaya untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam kondisi siap digunakan. Harga beli dan juga biaya angkut adalah suatu unsur yang mudah untuk diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku. Sedangkan untuk berbagai macam biaya pesan atau order cost, biaya penerimaan, pemeriksaan, pembongkaran, pergudangan, dan asuransi, dan biaya akuntansi bahan baku adalah berbagai macam unsur biaya yang sulit untuk diperhitungkan pada harga pokok bahan baku yang dibeli. Dalam praktiknya, harga pokok bahan baku hanya dicatat sebesar harga beli berdasarkan faktur pembelian dari supplier. Hal tersebut dilakukan karena pembagian biaya pembelian kepada setiap jenis bahan baku membutuhkan biaya akuntansi yang mungkin lebih besar jika dibandingkan dengan manfaat ketelitian perhitungan harga pokok yang didapatkan. Oleh karena hal tersebutlah, maka berbagai biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan bahan baku dan untuk menjadikan bahan baku dalam kondisi siap digunakan, pada umumnya akan dimasukkan atau diperhitungkan sebagai unsur biaya overhead pabrik. Jika dalam pembelian bahan baku, supplier memberikan potongan harga cash discount, maka cash discount tersebut akan diperlakukan sebagai pengurang harga pokok bahan baku yang dibeli. Pada umumnya dalam melakukan pembelian bahan baku, suatu perusahaan akan membayar biaya angkut untuk berbagai jenis bahan bak yang dibeli. Nah, hal tersebut menjadi masalah tentang pengalokasian biaya angkut pada setiap jenis bahan baku yang diangkut. Oleh karena itu diperlakukan yang tepat pada biaya angkut tersebut. Perlakukan biaya angkutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut 1. Sebagai Tambahan Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli Jika biaya angkut ini diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli, maka pengalokasian dari biaya angkut pada setiap jenis bahan baku bisa berdasarkan pada beberapa hal berikut ini. Perbandingan harga yang ditentukan di-muka. Catatan Dalam pengalokasian biaya angkut berdasarkan tarif yang ditentukan di-muka, jika pada akhir periode akuntansi dalam akun biaya angkut terdapat selisih antara biaya angkut yang dibebankan dengan biaya angkut yang sesungguhnya dan jumlah selisihnya material, maka selisih tersebut akan dibagikan ke beberapa akun, yaitu Akun persediaan bahan persediaan barang dalam persediaan produk harga pokok penjualan. Jurnal yang dibuat untuk melakukan pencatatan tersebut adalah sebagai berikut. Persediaan bahan baku Rp.$$$ Persediaan barang dalam proses Rp.$$$ Persediaan produk jadi Rp.$$$ Harga pokok penjualan Rp.$$$ Biaya angkut Rp.$$$ Jurnal tersebut dibuat jika biaya angkut sesungguhnyalebih besar > dari biaya angkut yang dibebankan atas dasar tarif. Namun, jika selisih antara biaya angkut yang dibebankan dengan biaya angkut sesungguhnya tidak material, maka selisih tersebut dapat langsung ditutup ke dalam akun harga pokok penjualan. Contoh Soal 1 PT Mastah Bisnis dalam melakukan aktivitas produksinya membutuhkan 3 jenis bahan baku yaitu X, Y, dan Z. Pada tanggal 5 Febuari 2021 melakukan pembelian bahan baku sebagai berikut. Nama Barang Unit Harga per Unit Jumlah Bahan X kg Bahan Y kg Bahan Z kg Total kg Total Biaya angkut yang dibayarkan untuk mengangkut ke-3 jenis bahan baku tersebut adalah Rp. Dari data tersebut buatlah suatu alokasi biaya angkut pada setiap jenis bahan jika pembebanan biaya angkut pembelian berdasarkan atas Perbandingan kuantitasPerbandingan harga faktur Jawab Perbandingan kuantitas Bahan X / x = Bahan Y / x = Bahan Z / x = Perbandingan harga faktur Bahan X / x = Bahan Y / x = Bahan Z / x = Contoh Soal 2 Biaya angkut yang diperkirakan akan ditanggung pada tahun 20×1 yaitu sebesar dan jumlah bahan baku yang diangkut diperkirakan sebanyak kg. Tarif biaya angkut pada tahun 20×1 adalah sebesar Berikut ini adalah jumlah bahan baku yang dibeli dan juga alokasi biaya angkutan atas dasar tarif pada tahun 20×1. Jawab NamaBarang Unit Harga Faktur Biaya Angkutyang Dibebankanatas Dasar Tarif Harga PokokBahan Baku A X B + C A B C D Bahan X kg Bahan Y kg Bahan Z kg Total kg Apabila biaya angkut sesungguhnya yang dibayar pada tahun 20×1 adalah sebesar maka jurnal yang bisa dibuat pada tahun 20×1 untuk mencatat bahan baku yang dibeli adalah sebagai berikut. Jurnal pembelian bahan baku Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan bahan baku Utang dagang Jurnal pembebanan biaya angkut atas dasar tarif Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan bahan baku Biaya angkut Jurnal pencatatan biaya angkut yang sesungguhnya terjadi Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Biaya angkut Kas Jurnal penutupan saldo akun biaya angkut ke akun harga pokok penjualan Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Biaya angkut Harga pokok penjualan – = 2. Sebagai Tambahan Harga Pokok Bahan Baku, Tapi Sebagai Unsur BOP Dengan memakai cara ini, biaya angkut tidak diperhitungkan sebagai tambahan harga pokok bahan baku, tapi sebagai unsur dari biaya overhead pabrik. Pada saat awal tahun anggaran, jumlah dari biaya angkut yang dikeluarkan selama 1 tahun akan diperkirakan atau ditaksir. Jumlah taksiran biaya angkut tersebut akan diperhitungkan sebagai unsur dari biaya overhead pabrik dalam menentukan tarif biaya overhead pabrik. Biaya angkut sesungguhnya selanjutnya akan dicatat pada sisi debet akun biaya overhead pabrik sesungguhnya. Biaya Unit Organisasi dalam Perolehan Bahan Baku Di awal penjelasan dalam artikel ini sudah dijelaskan bahwa harga pokok bahan baku itu terdiri dari harga yang terdapat di dalam faktur ditambah dengan berbagai biaya pembelian dan biaya untuk menyiapkan bahan baku. Dalam melakukan pembelian bahan baku, unit organisasi yang berhubungan dalam kegiatan pembelian bahan baku adalah bagian pembelian, bagian penerimaan, bagian gudang, dan bagian akuntansi persediaan. Sehingga, jika biaya pembelian akan diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku, maka setiap biaya yang ada pada setiap bagian tersebut harus diperhitungkan. Berbagai biaya yang berhubungan dengan pembelian bahan baku dari setiap bagian tersebut sebagian besar belum bisa diperhitungkan ketika bahan baku yang dibeli diterima di gudang. Oleh karena itu, akan muncul kesulitan dalam melakukan perhitungan biaya pembelian sesungguhnya yang harus dibebankan pada harga pokok bahan baku yang dibeli. Untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut, maka harus dibuat tarif pembebanan biaya pembelian pada masing-masing jenis bahan baku yang dibeli. Apabila biaya pembelian dibebankan pada bahan baku yang dibeli berdasarkan tarif, maka perhitungan tarif biaya pembelian dapat dilakukan sebagai berikut. Jumlah biaya setiap bagian yang berhubungan dengan transaksi pembelian bahan baku diperkirakan selama 1 tahun dasar pembebanan biaya setiap bagian dan ditaksir berapa jumlahnya dalam tahun tarif pembebanan biaya setiap bagian dengan cara membagi biaya dari setiap bagian dengan dasar pembebanan. Dasar dan Tarif Biaya Pembelian Setiap Bagian Berikut ini adalah dasar pembebanan biaya pembelian setiap bagian yang berhubungan dalam pengadaan bahan baku. Bagian Dasar Pembebanan Tarif Pembebanan BiayaPembelian Pembelian Jumlah frekuensipembelian atau volumepembelian. Tarif per transaksipembelian atau tarifmasing-masing jumlahharga faktur pembelian. Penerimaan Jumlah jenis bahan yangditerima. Tarif per jenis bahanyang diterima. Gudang Jumlah jenis bahan,kuantitas, atau nilairupiah. Tarif per jenis bahan; permeter kubik atau pernilai rupiah bahan bakuyang disimpan di gudang. Akuntansi Persediaan Jumlah frekuensipembelian. Tarif per transaksipembelian. Sumber Mulyadi 2009287 Berbagai macam biaya sesungguhnya yang dikeluarkan oleh setiap bagian yang berhubungan dengan pengadaan bahan didebitkan dalam akun biaya setiap bagian yang dibebankan. Jika terjadi selisih dalam setiap akun biaya masing-masing bagian yang dibebankan, maka perlakuannya sama seperti selisih yang terdapat dalam akun biaya angkut. Jurnal yang dapat dibuat untuk mencatat pembebanan biaya pembelian pada harga pokok bahan baku atas dasar tarif adalah sebagai berikut. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan Rp.$$$ Biaya bagian pembelian yang dibebankan Rp.$$$ Biaya bagian penerimaan yang dibebankan Rp.$$$ Biaya bagian gudang yang dibebankan Rp.$$$ Biaya bagian akuntansi persediaan yang dibebankan Rp.$$$ Biaya yang Diperhitungkan dalam Harga Pokok Bahan Baku yang Diimpor Jika bahan bakunya diimpor dari luar negeri, tentunya unsur harga pokoknya berbeda dengan bahan baku yang dibeli dari dalam negeri. Dalam perdagangan luar negeri, harga barang yang disepakati bersama antara pembeli dan penjual akan berdampak pada berbagai biaya yang menjadi tanggungan si pembeli. Bahan baku bisa diimpor dari luar negeri dengan menggunakan beberapa syarat harga yaitu sebagai berikut. Free Alongside Ship FAS.Free on Board FoB.Cost and Freight C & F.Cost, Insurance, and Freight C I & F. Pada syarat harga C & F pembeli akan menanggung biaya asuransi laut dan penjual akan menanggung biaya angkut lautnya. Pada syarat harga C I & F pembeli hanya akan menanggung biaya berbagai biaya untuk mengeluarkan bahan baku dari pelabuhan pembeli dan berbagai biaya lain sampai barang diterima di gudang pembeli. Dalam syarat harga C I & F biaya angkut laut dan juga biaya asuransi lautnya akan diperhitungkan sebagai harga barang oleh penjual. Harga pokok bahan baku yang diimpor terdiri dari beberapa macam yaitu sebagai berikut. Harga FOB Rp.$$$ Angkutan laut ocean freight Rp.$$$ Harga C & F Rp.$$$ Biaya asuransi laut marineinsurance Rp.$$$ Harga C I & F Rp.$$$ Biaya bank Rp.$$$ Bea masuk & biaya pabeanlainnya Rp.$$$ Pajak penjualan impor Rp.$$$ Biaya gudang Rp.$$$ Biaya ekspedisi muatan kapal laut Rp.$$$ Biaya transport lokal Rp.$$$ Harga pokok bahan baku Rp.$$$ Beberapa biaya tersebut merupakan contoh dari unsur biaya bahan baku yang diimpor dari luar negeri. Biaya – biaya tersebut tidaklah baku seperti itu. Penilaian Persediaan Bahan Baku yang Dipakai dalam Produksi Karena dalam suatu periode akuntansi biasanya terjadi fluktuasi atau perubahan harga, maka harga beli bahan baku juga bisa berbeda dari pembelian yang satu dengan pembelian yang lainnya. Sehingga persediaan bahan baku yang ada di-gudang memiliki harga pokok yang berbeda – beda, meskipun jenis bahan bakunya sama. Tentunya hal tersebut menyebabkan masalah dalam penentuan harga pokok bahan baku yang digunakan dalam produksi. Untuk dapat mengatasi hal tersebut dibutuhkan berbagai macam metode penilaian / pencatatan / penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi. Beberapa metode penilaian persediaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut. Metode identifikasi masuk pertama keluar pertama / first in first out FIFO.Metode masuk terakhir keluar pertama / last in first out LIFO.Metode rata – rata rata – rata lain sebagainya. Untuk mengetahui lebih dalam tentang penilaian persediaan bahan baku, silakan bisa di baca dalam artikel berikut ini. Sisa Bahan Baku Scrap Materials Dalam proses produksi, tidak seluruh bahan baku bisa menjadi produk jadi. Bahan baku yang mengalami kerusakan dalam proses produksi disebut sebagai sisa bahan. Perlakukan terhadap sisa bahan tersebut tergantung dari harga jual sisa bahan tersebut. Apabila harga jual dari sisa bahan ini rendah, pada umumnya tidak dilakukan pencatatan jumlah dan harganya sampai ketika penjualannya. Namun apabila harga jual dari sisa bahan tersebut tinggi, maka harus dicatat jumlah dan harga jual dari sisa bahan tersebut ke dalam kartu persediaan ketika sisa bahan diserahkan oleh bagian produksi ke bagian gudang. Apabila dalam proses produksi terdapat sisa bahan, maka masalah yang muncul adalah bagaimana cara dalam memperlakukan hasil penjualan dari sisa bahan tersebut. Nah, berikut ini adalah beberapa perlakuan terhadap hasil penjualan sisa bahan. 1. Sebagai Pengurangan Biaya Bahan Baku yang Digunakan dalam Pesanan yang Menghasilkan Sisa Bahan Tersebut. Apabila sisa bahan yang terjadi disebabkan karena karakteristik dari proses pengolahan suatu pesanan tertentu, maka hasil dari penjualan sisa bahan bisa diidentifikasikan dengan pesanan tersebut. Jurnal yang dapat dibuat ketika penjualan sisa bahan adalah sebagai berikut Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Kas / Piutang dagang Rp.$$$ Barang dalam proses BDP – biaya bahan baku Rp.$$$ Hasil dari penjualan sisa bahan tersebut juga harus dicatat ke dalam kartu harga pokok pesanan yang berkaitan. Pencatatan tersebut dilakukan di kolom “biaya bahan baku” sebagai pengurang biaya bahan baku pesanan tersebut. 2. Sebagai Pengurangan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Apabila sisa bahan yang ada tidak bisa diidentifikasikan pada pesanan tertentu, dan sisa bahan adalah suatu hal yang bisa terjadi dalam proses produksi. Maka hasil penjualan dari bahan tersebut bisa diperlakukan sebagai pengurang BOP sesungguhnya. Berikut ini adalah jurnal yang dapat dibuat ketika penjualan sisa bahan terjadi. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Kas / Piutang dagang Rp.$$$ Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp.$$$ 3. Sebagai Penghasilan di Luar Usaha. Hasil dari penjualan sisa bahan bisa juga diperlakukan sebagai pendapatan di luar kegiatan usaha dan tidak sebagai pengurang biaya produksi. Jurnal yang dapat dibuat adalah sebagai berikut. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Kas / Piutang dagang Rp.$$$ Hasil penjualan sisa bahan Rp.$$$ Akun hasil penjualan sisa bahan ini disajikan dalam laporan laba rugi, yaitu masuk ke dalam kelompok pendapatan di luar usaha other income. Apabila jumlah dan juga nilai dari sisa bahan ini tinggi atau besar, maka dibutuhkan suatu pengawasan terhadap persediaan sisa bahan. Pemegang kartu persediaan yang ada di bagian akuntansi harus mencatat mutasi persediaan sisa bahan yang ada di gudang. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pencatatan persediaan sisa bahan, yaitu sebagai berikut. Bagian akuntansi persediaan mengadakan kegiatan pencatatan mutasi persediaan sisa bahan ke dalam kartu persediaan. Ketika sisa bahan ditransfer dari bagian produksi ke bagian gudang, selanjutnya bagian akuntansi persediaan akan mendapatkan atau menerima laporan jumlah sisa bahan dari bagian gudang. Setelah itu bagian akuntansi persediaan akan mencatat kuantitas dari sisa bahan ke dalam kartu persediaan. Ketika persediaan sisa bahan dijual, maka harus dibuat jurnal seperti yang sudah di jelaskan di atas. Bagian akuntansi persediaan akan melakukan pencatatan mutasi persediaan sisa bahan hanya dalam kuantitasnya saja, tanpa nilai uangnya. Bagian akuntansi persediaan tidak hanya mengadakan pencatatan terhadap mutasi persediaan sisa bahan dalam kuantitasnya saja, namun pada nilai uangnya juga. Apabila bagian akuntansi persediaan mengadakan pencatatan terhadap mutasi persediaan sisa bahan, baik dalam kuantitas atau pun dalam nilai uangnya. Maka pencatatan persediaan sisa bahan dan penjualannya bisa dilakukan dengan menggunakan beberapa metode berikut ini. Contoh Soal 3 Bagian produksi menyerahkan sebanyak kg sisa bahan ke bagian gudang. Sisa bahan tersebut diperkirakan bisa dijual dengan harga Sampai pada akhir periode akuntansi, sisa bahan tersebut sudah terjual sebanyak kg dengan harga Lakukanlah semua penjurnalan yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi tersebut! Jawab Metode I Berikut ini merupakan jurnal penyerahan persediaan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian gudang, apabila hasil penjualan sisa bahan sebagai pendapatan di luar usaha. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan sisa bahan Hasil penjualan sisa bahan x Dalam penjurnalan tersebut, akun yang berada di posisi kredit tergantung dari perlakuan terhadap hasil penjualan sisa bahan. Berikut ini adalah jurnal penjualan sisa bahan. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Kas / Piutang dagang Persediaan sisa bahan x Pada akhir periode harus dibuat jurnal penyesuaian adjusting journal entry. Hal tersebut dikarenakan terdapat persediaan sisa bahan yang belum laku dijual yaitu sebanyak 750 kg. Pada jurnal yang pertama sudah dicatat hasil penjualan sebesar kg, namun pada nyata nya yang sudah direalisasikan terjual baru kg. Sehingga hasil penjualan dari sisa bahan adalah sebesar harus dikurangi ini berasal dari 750 x yaitu jumlah hasil penjualan yang belum direalisasikan. Jurnal penyesuaian adjusting journal yang dibuat pada akhir periode adalah sebagai berikut. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Hasil penjualan sisa bahan Pendapatan yang belum direalisasikan Pada akhir periode juga harus dibuat penyesuaian jika terjadi perbedaan antara harga jual sisa bahan yang ditaksir dengan harga sesungguhnya. Terdapat selisih dalam periode tersebut sebesar – dan jumlah sisa bahan yang terjual adalah kg. Sehingga selisih pada periode tersebut adalah x kg. Berikut ini adalah jurnal penyesuaian karena adanya selisih harga jual. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan sisa bahan Hasil penjualan sisa bahan Jurnal pencatatan persediaan, penjualan, dan penyesuaian sisa bahan pada akhir periode dapat digambarkan sebagai berikut. Metode II Perbedaan antara metode I dengan metode II hanya pada jurnal yang dibuat ketika sisa bahan diserahkan ke gudang dan penjualannya. Berikut ini jurnal penyerahan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian gudang. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan sisa bahan Penghasilan yang belum direalisasikan x Berikut ini adalah jurnal penjualan sisa bahan. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Kas / piutang dagang Hasil penjualan sisa bahan x Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Penghasilan yang belum direalisasikan Persediaan sisa bahan x Pada metode ke II ini jika terdapat persediaan sisa bahan yang belum terjual dan terjadi selisih harga jual, maka pada akhir periode tidak harus dibuat jurnal penyesuaian seperti pada metode I. Berbagai jurnal yang dibuat dalam metode ke II ini bisa digambarkan sebagai berikut. Produk Rusak Spoiled Goods Produk rusak adalah suatu produk yang tidak sesuai dengan standar mutu yang sudah ditetapkan, yang secara ekonomis sudah tidak bisa diperbaiki menjadi suatu produk yang baik. Produk rusak dengan sisa bahan tentunya berbeda. Sisa bahan adalah bahan yang mengalami kerusakan dalam proses produksi, sehingga belum sempat menjadi suatu produk. Sedangkan produk rusak adalah produk yang sudah menyerap biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Perlakuan terhadap produk rusak ini tergantung dari sifat dan juga penyebab terjadinya kerusakan. Apabila penyebab terjadinya produk rusak karena sulitnya pengerjaan suatu pesanan tertentu atau berbagai macam faktor luar biasa lainnya. Maka harga pokok produk rusak akan dibebankan sebagai tambahan harga pokok produk yang tidak rusak dalam pesanan tersebut. Apabila produk rusak tersebut masih dapat dijual, maka hasil dari penjualan produk rusak tersebut diperlakukan sebagai pengurang biaya produksi pesanan yang menghasilkan produk rusak tersebut. Apabila produk rusak adalah suatu hal yang normal terjadi pada proses pengolahan produk, maka kerugian yang muncul sebagai akibat terjadinya produk rusak akan dibebankan pada produksi secara keseluruhan. Yaitu dengan cara memperhitungkan kerugian tersebut di dalam tarif biaya overhead pabrik BOP. Sehingga anggaran biaya overhead pabrik yang akan dipakai untuk menentukan tarif BOP terdiri dari beberapa elemen berikut ini. Biaya bahan penolong Rp.$$$ Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp.$$$ Biaya reparasi dan pemeliharaan Rp.$$$ Biaya asuransi Rp.$$$ Biaya overhead pabrik lain Rp.$$$ Rugi produk rusak hasil penjualan – harga pokokproduk rusak Rp.$$$ Biaya overhead pabrik yang dianggarkan Rp.$$$ Seluruh biaya tersebut di-jumlah sehingga menghasilkan BOP yang dianggarkan. Sedangkan untuk menghitung tarif biaya overhead pabrik dapat menggunakan rumus berikut ini. Apabila terjadi produk rusak, maka kerugian yang sesungguhnya terjadi akan didebitkan dalam akun biaya overhead pabrik sesungguhnya. Pencatatan Produk Rusak Terdapat beberapa macam perlakuan atau pencatatan yang bisa dilakukan pada produk rusak, yaitu sebagai berikut. 1. Jika Produk Rusak Dibebankan Pada Pesanan Tertentu Contoh Soal 4 PT Mastah Bisnis memproduksi berdasarkan atas pesanan. Pada bulan Januari 20×9 perusahaan menerima pesanan pembuatan produk A sebanyak unit. Karena pesanan tersebut adalah pesanan yang memerlukan ketepatan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan, maka produk rusak yang terjadi akan dibebankan pada pesanan tersebut. Untuk dapat memenuhi pesanan tersebut perusahaan memproduksi sebanyak produk A, dengan rincian biaya sebagai berikut. Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik 150% dari biaya tenaga kerja langsung Ketika pesanan tersebut selesai dikerjakan ternyata ada 100 unit produk A yang rusak, yang secara ekonomis tidak bisa diperbaiki. Diperkirakan produk tersebut dapat dijual dengan harga per unit-nya. Buatlah jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi tersebut! Jawab Berikut ini adalah jurnal untuk mencatat biaya produksi dalam mengolah unit produk A. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp BDP – Bahan baku BDP – Biaya tenaga kerja langsung BDP – Biaya overhead pabrik Persediaan bahan baku Gaji dan upah BOP yang dibebankan 150 % x = Andai saja 100 produk A tidak mengalami kerusakan, maka harga pokok dari produk A adalah per unit unit. Karena terdapat 100 produk A yang rusak, maka harga pokok produk rusak dibebankan pada produk yang tidak rusak. Oleh karena itu produk A yang tidak rusak mempunyai harga pokok sebesar per unit Apabila produk rusak tersebut masih bisa dijual dengan harga per unit, maka hasil penjualan tersebut akan diperlakukan sebagai pengurang dari biaya produksi yang sudah dibebankan kepada produk yang tidak rusak. Berikut ini adalah jurnal untuk mencatat nilai jual produk rusak dan pengurangan biaya produksi pesanan. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan produk rusak BDP – biaya bahan baku BDP – biaya tenaga kerja langsung BDP – biaya overhead pabrik Pembagian nilai jual produk rusak sebagai pengurang terhadap setiap akun barang dalam proses didasarkan pada perbandingan setiap elemen biaya dalam harga pokok produk rusak, berikut penjelasannya. Jurnal yang digunakan untuk mencatat harga pokok produk jadi adalah sebagai berikut Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan produk rusak BDP – biaya bahan baku BDP – biaya tenaga kerja langsung BDP – biaya overhead pabrik Karena produk rusak masih bisa dijual dengan harga maka biaya produksi berkurang menjadi – Oleh karena itu harga pokok per unit produk A yang tidak rusak adalah 2. Jika Kerugian Produk Rusak Dibebankan Pada Semua Produk Contoh Soal 5 PT Javaque melakukan produksi berdasarkan pesanan. Karena produk rusak adalah sesuatu hal yang wajar atau biasa terjadi dalam proses produksi, maka kerugian adanya produk rusak sudah diperhitungkan dalam penentuan tarif BOP di awal periode. Tarif BOP adalah sebesar 160% dari biaya tenaga kerja langsung. Pada bulan Febuari 20×9, perusahaan menerima suatu pesanan produk AB sebanyak unit. Biaya produksi yang di keluarkan untuk dapat mengerjakan pesanan tersebut adalah sebagai berikut. Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik 160% x Setelah pesanan tersebut selesai dikerjakan, ternyata dari unit produk yang selesai dikerjakan terdapat 300 unit yang rusak. Diperkirakan produk rusak tersebut masih laku seharga per unit. Buatlah penjurnalan yang dibutuhkan untuk mencatat kondisi tersebut! Jawab Berikut ini adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat biaya produk dalam pengolahan produk AB. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp BDP – BBB BDP – BTKL BDP – BOP Persediaan bahan baku Gaji dan upah BOP yang dibebankan Karena dalam tarif BOP sudah diperhitungkan kerugian produk rusak, maka semua produk yang diproduksi akan dibebani kerugian produk rusak. Sehingga kerugian sesungguhnya yang muncul dari produk rusak akan didebitkan dalam akun BOP sesungguhnya. Berikut merupakan perhitungan kerugian karena adanya produk rusak dari contoh soal 5. Berikut ini adalah jurnal yang dibuat untuk melakukan pencatatan produk rusak dan kerugian. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan produk rusak BOP sesungguhnya BDP – BBB BDP – BTKL BDP – BOP 300 x = x = x = Berikut ini adalah jurnal untuk mencatat produk jadi yang tidak rusak. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan produk jadi BDP – BBB BDP – BTKL BDP – BOP x = x = x = Produk Cacat Defective Goods Produk cacat adalah suatu produk yang tidak sesuai dengan standar kualitas yang sudah ditentukan, namun dengan menggunakan biaya pengerjaan kembali untuk memperbaikinya, maka produk tersebut secara ekonomis bisa menjadi produk jadi yang baik. Masalah yang muncul dengan adanya produk cacat ini adalah bagaimana memperlakukan biaya tambahan pengerjaan kembali atau rework cost pada produk cacat tersebut. Sebenarnya perlakuan terhadap biaya pengerjaan kembali produk cacat hampir sama seperti yang dilakukan pada produk rusak. Apabila produk cacat bukan menjadi hal yang wajar atau biasa dalam proses produksi, namun karena karakteristik pengerjaan pesanan tertentu. Maka rework cost bisa dibebankan sebagai tambahan biaya produksi pesanan yang bersangkutan. Selain itu rework cost juga bisa dibebankan kepada semua produk. Yaitu dengan cara memperhitungkan rework cost ke dalam tarif BOP. Biaya pengerjaan kembali produk cacat yang sesungguhnya akan dicatat pada sisi debet dalam akun BOP sesungguhnya. 1. Dibebankan pada Pesanan Tertentu Contoh Soal 6 PT Maju Jaya menerima suatu pesanan produk C. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk membuat produk C adalah sebagai berikut. Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik 160% x 200% dari biaya tenaga kerja langsung Setelah pengerjaan 100 unit produk C selesai, ternyata ada 10 unit yang cacat, dan secara ekonomis masih bisa diperbaiki. Berbagai biaya pengerjaan kembali 10 unit produk C tersebut terdiri dari biaya tenaga kerja langsung dan BOP sebesar tarif yang biasa digunakan. Buatlah penjurnalan yang sesuai dengan transaksi tersebut! Jawab Jurnal untuk mencatat biaya produksi 100 unit produk C. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp BDP – BBB BDP – BTKL BDP – BOP Persediaan bahan baku Gaji dan upah BOP yang dibebankan Jurnal untuk mencatat rework cost apabila biaya dibebankan sebagai tambahan biaya produksi pesanan. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp BDP – BTKL BDP – BOP Gaji dan upah BOP yang dibebankan Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan produk jadi BDP – BBB BDP – BTKL BDP – BOP 2. Dibebankan pada Produk Secara Keseluruhan Contoh Soal 7 Dalam prose produksi yang terjadi di PT Nusantara selalu terjadi produk cacat. Produk tersebut secara ekonomis masih bisa diperbaiki, yaitu dengan mengeluarkan cost rework. Sehingga, pada saat menentukan tarif BOP, dalam anggaran BOP sudah diperhitungkan taksiran cost rework produk cacat yang akan dikeluarkan selama periode anggaran. Tarif BOP ditentukan sebesar 150% dari BTKL. Dalam periode anggaran tersebut PT Nusantara menerima pesanan sebanyak 500 unit produk BC. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk menyelesaikan produk tersebut adalah sebagai berikut. Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Setelah pengerjaan produk BC selesai, ternyata terdapat 50 unit produk BC yang cacat. Rework cost yang dikeluarkan untuk memperbaiki produk tersebut terdiri dari BTKL sebesar dan BOP pada tarif yang digunakan. Buatlah penjurnalan yang dibutuhkan untuk mencatat kondisi tersebut! Jawab Jurnal untuk mencatat biaya produksi 500 unit produk BC. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp BDP – BBB BDP – BTKL BDP – BOP Persediaan bahan baku Gaji dan upah BOP yang dibebankan Jurnal untuk mencatat rework cost apabila biaya dibebankan pada produk secara keseluruhan. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp BOP sesungguhnya Gaji dan upah BOP yang dibebankan Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi. Tanggal Keterangan / Nama Akun Ref Debet Rp Kredit Rp Persediaan produk jadi BDP – BBB BDP – BTKL BDP – BOP Akhir Kata Demikianlah sedikit pembahasan tentang biaya bahan baku. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan bisa menambah wawasan kamu. Jika ada saran, kritik, atau pertanyaan silakan sampaikan di kolom komentar. Terima kasih.PembelianKredit; Pada saat pembelian barang secara kredit akan dicatat dalam akun pembelian (D) dan akun Utang Usaha (K) sejumlah harga faktur pembelian kredit. Contoh : Pada tgl 2 Januari 2003 ILHAM JAYA membeli barang dagang dari toko Empat Sekawan secara kredit seharga Rp4.000.000.Jakarta - Jurnal pembelian adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semua kegiatan pembelian kredit barang dagangan. Berikut ini adalah penjelasan lengkap tentang pengertian, fungsi, dan jenis-jenis jurnal materi tentang Jurnal Khusus dan Buku Tambahan oleh Politeknik Negeri Samarinda, jurnal pembelian adalah jurnal khusus untuk mencatat seluruh aktivitas pembelian kredit barang dagangan. Pencatatan yang dilakukan dalam jurnal pembelian merupakan debit ke akun persediaan barang dagang dan kredit ke bagian akun utang itu, jurnal pembelian juga dimaknai sebagai pencatatan transaksi pembelian barang dagang dan barang lainnya yang dilakukan secara kredit faktur. Meski sebenarnya dalam proses pencatatan transaksi di perusahaan kecil, jurnal yang diterapkan adalah jurnal umum. Namun, perusahaan skala besar dengan transaksi keuangan yang intens dan banyak kemudian pada umumnya merancang sistem pencatatan transaksi khusus, yakni jurnal khusus. Itulah sebabnya, jurnal khusus adalah jurnal yang dibuat untuk mencatat kegiatan transaksi yang terjadi terus-menerus dengan tujuan supaya pencatatan berjalan secara transaksi yang kerap terjadi dalam perusahaan turut menentukan jurnal khusus seperti apa yang akan digunakan oleh perusahaan tersebut. Supaya lebih jelas, simak ulasan di bawah ini tentang fungsi dan jenis jurnal Jurnal PembelianDilansir Jurnal Academia yang berjudul Jurnal Khusus Perusahaan Dagang, terdapat beberapa fungsi dari adanya jurnal pembelian. Fungsi tersebut di antara lain adalahMencatat seluruh aktivitas transaksi secara harian sesuai dengan waktunya, yaitu tahun dan tanggal terjadinya transaksi di setiap periode dalam jurnal pembelian biasanya akan diringkas dan diposting dalam buku jurnal pembelian selanjutnya adalah untuk menyederhanakan pencatatan dan mempermudah pembukuan yang transaksinya sangat tinggi ke dalam buku fungsi, jurnal pembelian juga terdiri dari beberapa jenis. Simak penjelasannya di bawah Jurnal PembelianMenurut materi dari Universitas Bina Darma tentang Jurnal, jenis jurnal pembelian adalah transaksi yang ditulis sebagai kredit. Kemudian pembelian tunai dicatat dalam jurnal pengeluaran kas. Untuk cara pembukuan tertentu voucher system, fungsi jurnal pembelian diganti dengan voucher register. Hanya ada satu jenis jurnal pembelian yang formatnya ditulis seperti berikut1. Gambar Jenis Jurnal PembelianFoto Jurnal Khusus dan Buku Tambahan/Armini Ningsih2. Gambar Jenis Jurnal PembelianFoto Jurnal Academia3. Gambar Jenis Jurnal PembelianFoto E-modul Catat dan Laporkan Transaksi Dagang/Kemdikbud4. Contoh Jurnal PembelianBerikut adalah contoh jurnal pembelian dilansir dari E-modul Catat dan Laporkan Transaksi Dagang oleh KemdikbudSebagian transaksi toko miliki Tuan Indra di bulan Desember tahun 2018 dijelaskan sebagai berikutTanggal 1 membeli 10 peti telur ayam dengan harga Rp dan dibeli dari Agen Makmur, syaratnya adalah 5/7 n/ 9 Membeli 10 peti telur bebek dengan harga Rp. dari Agen Jaya, syaratnya adalah 10/5 n/30Tanggal 10 Membeli peti dan timbangan dengan harga Rp. dari Toko Akhtar dan akan dibayarkan minggu 11 membeli tali rapia, kantong plastik, dan kardus dengan total harga Rp. dari Toko Danish, syaratnya adalah aktivitas di atas, maka pencatatan ke dalam jurnal pembelian adalah sebagai berikutFoto E-modul Catat dan Laporkan Transaksi Dagang/KemdikbudDemikian informasi tentang jurnal pembelian beserta dengan pengertian, jenis, fungsi, dan contoh pencatatannya. Semoga bermanfaat dan membantu Anda dalam mencatat transaksi usaha dalam skala besar. Selamat mencoba! Simak Video "Alasan Jokowi dan Luhut Pakai Jasa Bule untuk Awasi Proyek IKN" [GambasVideo 20detik] des/fdsmengubahbahan baku menjadi barang jadi dengan proses tertentu. Dalam pembelian bahan baku dan ketika barang dalam proses produksi membutuhkan biaya. Dimana definisi biaya adalah sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Sedangkan biaya di dalam perusahaan manufaktur merupakanContoh Jurnal Umum Beserta Tahapan Pembuatannya Bagaimana cara membuat jurnal umum yang benar? Pelajari juga contoh soal jurnal umum dalam akuntansi perusahaan dagang maupun lainnya yang penting untuk diketahui dengan membaca artikel Mekari Jurnal! Jurnal umum merupakan dasar dan pedoman dalam membuat laporan keuangan. Kegiatan akuntansi ini sangat penting karena dapat memberi laporan transaksi keuangan secara kronologi – mulai dari tanggal, nama transaksi, jumlah atau nominal, dan keterangan lainnya. Untuk membuat jurnal umum, Anda harus memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam persamaan dasar akuntansi dan siklus akuntansi. Supaya tidak membuat kesalahan saat membuat jurnal umum, berikut akan dibahas mengenai pengertian, tahapan pembuatan, lengkap dengan contoh soal. Anda tidak perlu lagi repot membuat jurnal umum secara manual dengan adanya pencatatan transaksi secara otomatis dengan software akuntansi terbaik Mekari Jurnal! Hubungi kami untuk info lebih lanjut. Apa itu Jurnal Umum? Yang dimaksud dengan jurnal umum adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat sejumlah transaksi keuangan yang muncul dalam periode waktu tertentu sesuai dengan urutan tanggal, dengan mencantumkan nama transaksi, jenis akun, dan nominal saldo di kolom debit ataupun kredit. Umumnya, jurnal ini dipergunakan dalam siklus akuntansi perusahaan jasa karena pada prinsipnya segala transaksi dalam perusahaan jasa dapat dicatat secara kronologis. Sedangkan pada akuntansi perusahaan dagang, lebih efektif menggunakan jurnal khusus. Alasan mengapa jurnal khusus lebih cocok digunakan untuk perusahaan dagang adalah karena perusahaan dagang membutuhkan identifikasi jumlah dan transaksi sejenis dengan intensitas yang tinggi. Pembuatan jurnal umum atau disebut juga penjurnalan mempunyai tujuan diantaranya untuk melakukan identifikasi, melakukan penilaian, dan melakukan pencatatan dampak ekonomi dari sebuah transaksi atau beberapa transaksi dalam perusahaan. Selain itu, pencatatan ini juga bertujuan untuk memudahkan proses pemindahan dampak transaksi yang terjadi ke dalam sebuah akun sesuai transaksi. Buat Jurnal Umum, dan proses akuntansi lain, kembangkan bisnis tanpa batas dengan menggunakan software akuntansi online terintegrasi dari Jurnal. Buktikan sendiri dengan coba gratis Jurnal sekarang! Manfaat Jurnal Umum Tujuan dibuatnya jurnal umum yaitu untuk melakukan identifikasi, penilaian, dan pencatatan dampak ekonomi dari satu transaksi atau berbagai transaksi dalam perusahaan. Pencatatan ini juga memiliki tujuan untuk memudahkan proses pemindahan dampak transaksi yang terjadi ke dalam sebuah akun sesuai transaksi. Selain itu, ada beberapa manfaat jurnal umum yang harus Anda ketahui diantaranya adalah Mengetahui akan timbul pertambahan atau pengurangan suatu perkiraan. Mengetahui jumlah yang akan dicatat di satu atau lebih perkiraan. Mengetahui jumlah yang di debet atau di kredit bahwa mesti seimbang. Dibuat tanda referensi supaya dapat diketahui suatu jumlah telah di posting ke perkiraan yang tepat di buku besar sesuai perkiraannya. Dibuat referensi tanda supaya diketahui suatu jumlah telah dilakukan posting ke perkiraan yang tepat di buku besar, sesuai nomor perkiraannya. Fungsi Jurnal Umum dalam Akuntansi Jurnal umum memiliki 5 fungsi yaitu Fungsi historis. Pencatatan setiap transaksi dilakukan berdasarkan tanggal terjadinya transaksi dan menggambarkan kegiatan perusahaan sehari-hari secara berurutan dan terus menerus sistematis dan kronologis. Fungsi pencatatan. Setiap ada perubahan pada kekayaan, modal, biaya, dan pendapatan harus terlebih dahulu dicatat ke dalam jurnal umum. Tujuannya adalah agar pembuatan laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan secara lengkap. Fungsi analisis. Pencatatan dalam jurnal merupakan hasil analisis transaksi yang berupa penggolongan nama akun, pencatatan dalam pendebitan ataupun pengkreditan beserta jumlahnya. Fungsi instruksi. Catatan dalam jurnal merupakan perintah untuk mendebit dan mengkredit akun sesuai dengan catatan dalam jurnal. Hal ini dimaksudkan bahwa jurnal umum adalah berfungsi memberikan perintah atau petunjuk dalam proses memasukkan data ke buku besar. Fungsi informatif. Catatan dalam jurnal memberikan penjelasan mengenai bukti pencatatan transaksi yang terjadi. Baca Juga Fungsi, Aktivitas, dan Berbagai Jenis Akuntansi Tahapan Cara Membuat Jurnal Umum Berikut tahapan ata cara membuat jurnal umum yang perlu Anda ketahui 1. Pahami Persamaan Akuntansi Untuk membuat jurnal umum dengan benar, maka langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah memahami persamaan dasar akuntansi. Persamaan dasar akuntansi yakni Aset = Utang + Modal yang kemudian diperluas menjadi Aset = Utang + Modal + Pendapatan – Beban Pemahaman persamaan dasar akuntansi yang dimaksud juga berkaitan dengan kelompok-kelompok akun yang masuk didalamnya. Misalnya piutang usaha masuknya kelompok aset, persediaan juga masuk dalam aset dan lain sebagainya. Untuk membuat jurnal umum, Anda harus paham mengenai saldo normal masing-masing akun. Dalam akuntansi ada lima akun yang perlu Anda tahu posisi saldo normalnya. Agar lebih mudah, lihat tabel berikut Tabel Saldo Normal Akun Nama Akun Debit Kredit Saldo Normal Aset harta/aktiva + – Debit Utang kewajiban – + Kredit Modal – + Kredit Pendapatan – + Kredit Beban + – Debit Keterangan Pada saat aset atau harta atau aktiva Anda bertambah maka catatlah pada posisi debit, sementara jika aset berkurang maka catatlah pada posisi kredit. Adapun saldo normal akun aset berada pada debit. Akun utang atau kewajiban berbanding terbalik dengan aset. Jika utang bertambah maka dicatat pada posisi kredit, sementara jika utang Anda berkurang dicatat pada posisi debit. Sehingga saldo normal akun utang atau kewajiban pada sisi kredit. Akun modal sama dengan akun utang, jadi jika modal bertambah dicatat pada posisi kredit dan jika modal berkurang dicatat pada posisi debit. Saldo normal modal pada sisi kredit. Akun pendapatan pun sama dengan akun utang dan modal. Jika pendapatan bertambah maka dicatat pada posisi kredit dan jika pendapatan berkurang catat pada posisi debit. Sehingga saldo normal pendapatan pun pada sisi kredit. Pada akun beban pencatatan sama dengan akun aset. Jika beban bertambah dicatat pada posisi debit, sementara jika beban berkurang dicatat pada posisi kredit. Dan saldo normal beban juga berada pada posisi debit. Dengan begitu saat menemui sebuah transaksi, nantinya secara otomatis dapat langsung mengelompokkan. Cari Tahu Tips Perencanaan Keuangan Bisnis dari Artikel Finansialku 2. Kumpulkan Bukti Transaksi Jika langkah pertama berupa pengetahuan, maka langkah kedua ini merupakan langkah langsung dalam praktik. Untuk dapat menuliskan transaksi pada jurnal maka Anda harus memiliki bukti transaksi. Bukti transaksi merupakan dasar yang sangat penting untuk pencatatan sebuah transaksi keuangan pada sebuah jurnal, karena tanpa adanya bukti transaksi tidak dapat dicatat pada jurnal. Oleh karena itu, pastikan Anda memiliki bukti transaksi yang akan dicatat dalam jurnal umum. Adapun contoh bukti transaksi dapat berupa Nota Faktur Kuitansi Invoice dan lain sebagainya. 3. Identifikasi Transaksi Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi transaksi. Tidak semua transaksi dapat dicatat, transaksi yang boleh dicatat yakni transaksi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan dan dapat dinilai dengan satuan moneter. Oleh karena itu, Anda harus mengidentifikasi transaksi sebelum melakukan pencatatan sehingga hasil pencatatan nantinya benar. Setelah mengidentifikasi transaksi, tentukanlah pengaruh nya terhadap posisi keuangan. Untuk mempermudah, gunakan lah persamaan dasar akuntansi berikut ini Aset = Utang + Modal Ingat dalam satu transaksi, sekurang-kurangnya dia akan memengaruhi dua akun. Nilai atas perkiraan tersebut akan berkurang atau bertambah sebagai berikut Aset [+] dan Ekuitas [+] Aset [+] dan Liabilitas [+] Aset [-] dan Ekuitas [-] Aset [-] dan Liabilitas [-] Aset [+] dan Aset lainya [-] Pada perkiraan Ekuitas bertabah [+] dan berkurang [-] nya bisa dipengaruhi oleh Modal bertambah karena Modal bekurang karena Investasi pemilik Pengambilan prive Penerimaan pendapatan Pengeluaran untuk beban Adanya laba lanjutan Adanya rugi penjualan Baca Juga Laporan Posisi Keuangan Pengertian, Jenis, Contoh 4. Pencatatan Jurnal Umum Tibalah proses pencatatan ke dalam jurnal umum. Proses pencatatan atau pembukuan transaksi kedalam jurnal disebut dengan penjurnalan. Sistem pembukuan yang dipakai yaitu double-entry system, maksudnya setiap transaksi yang dicatat akan berdampak pada dua posisi keuangan debit dan kredit dalam jumlah yang sama. Jurnal umum terdiri dari beberapa komponen yang biasanya terdiri dari 9 kategori yaitu Tanggal Tanggal terjadinya transaksi. Kode pembantu Untuk membantu mencatat detail transaksi. Uraian Mencatat uraian atau keterangan transaksi debet maupun kredit. No akun Nomor akun yang ada di debet. Nama akun Nama akun kategori debet sesuai nomor akun. Debet Mencatat jumlah transaksi kategori yang ada di debet. No akun Nomor akun yang ada di kredit. Nama akun Nama akun kategori kredit sesuai nomor akun. Kredit Mencatat jumlah transaksi kategori yang ada di kredit. Kemudian langkah -langkah lain untuk melengkapi jurnal umum tersebut adalah dengan membuat autofilter, kriteria, fungsi, dan penyesuaian penyesuaian terhadap kebutuhan jurnal dengan fungsi. Adapun bentuk atau format jurnal umum adalah sebagai berikut Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit Kas xxxx Modal xxxx Sewa di bayar di muka xxxx Kas xxxx Contoh Jurnal Umum Perusahaan Dagang Soal 1 Agar Anda lebih jelas, maka berikut akan disajikan ilustrasi contoh soal untuk membuat jurnal umum perusahaan dagang PT Jaya Abadi Tanggal 5 Januari 2018, Pak Jaya menginvestasikan uangnya sebesar pada perusahaannya PT Jaya Abadi. Tanggal 11 Januari 2018, dibayar uang sejumlah untuk sewa kantor selama satu tahun. Tanggal 15 Januari 2018 membeli peralatan dan perlangkapan kantor masing-masing sebesar dan Rp Tanggal 20 Januari 2018 menerima pendapatan dari penjualan tunai sebesar Tanggal 25 Januari 2018 membayar gaji pegawai untuk bulan Januari sebesar Analisis atau identifikasi transaksi Setoran modal membuat harta perusahaan bertambah dalam bentuk kas debit. Modal pak Jaya bertambah pada sisi kredit. Harta perusahaan berupa kas berkurang kredit untuk membayar sewa. Namun, perusahaan juga memiliki aset berupa sewa dibayar dimuka sebesar debit. Aset perusahaan berupa peralatan bertambah dan berupa perlengkapan sebesar Tetapi aset berupa kas perusahaan berkurang sebesar Pendapatan dari penjualan membuat pendapatan bertambah pada sisi kredit sebesar Aset perusahaan berupa kas bertambah debit. Beban gaji bertambah debit. Aset perusahaan berupa kas berkurang sebesar kredit. Baca Juga Cara Simple Pembukuan dan Akuntansi untuk Bisnis Jasa Di bawah ini adalah contoh jurnal umum perusahaan dagang PT. Jaya Abadi berdasarkan soal di atas Baca juga Contoh Soal Jurnal Perusahaan Penyesuaian Jasa Contoh Jurnal Umum Perusahaan Dagang Soal 2 PT. Karya Usaha memiliki transaksi sebagai berikut Tanggal 3 Maret 2022, membeli barang dagangan seharga Rp dengan syarat pembelian 2/15, n/30 Tanggal 10 Maret 2022, menjual barang kepada PT Sanjaya dengan harga Rp dengan syarat pembayaran 2/10, n/30 Tanggal 12 Maret 2022, menjual barang dagangan secara tunai seharga Rp Tanggal 15 Maret 2022, membayar sewa gudang Rp Tanggal 17 Maret 2022, menerima retur barang karena adanya kerusakan yang dijual tanggan 10 Maret sebesar Rp Tanggal 20 Maret 2022, menerima kas dari penjualan kepada PT. Sanjaya untuk pembayaran faktur tanggal 10 Maret setelah dikurangi potongan tunai Tanggal 21 Maret 2022, membayar beban angkut barang untuk senilai Rp Tanggal 22 Maret 2022, menjual barang secara kredit kepada PT. Sinta sebesar Rp dengan syarat pembayaran 3/15, n/30 Tanggal 25 Maret 2022, membayar beban iklan Rp Tanggal 30 Maret 2022, menerima kas dari PT. Sinta setelah dikurangi potongan tunai. Di bawah ini adalah contoh soal jurnal umum perusahaan dagang PT. Karya Usaha download file excel di sini Beberapa contoh soal tentang jurnal umum perusahaan dagang bisa diunduh dalam format PDF disini. Pelajari juga bagaimana cara membuat jurnal penyesuaian perusahaan dagang dengan membaca artikel ini. Baca Juga Apa Itu Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang Dagang dan Fungsinya Contoh Jurnal Umum Perusahaan Jasa Di bawah ini adalah contoh soal jurnal umum perusahaan jasa, pelajari selengkapnya di sini. Buat Jurnal Umum Lebih Mudah dengan Menggunakan Software Akuntansi Jurnal! Bagaimana, setelah mengetahui tahapan atau cara membuat jurnal umum, apakah Anda masih bingung? Jika masih merasa kesulitan, Anda dapat membuat jurnal umum dengan mudah dan cepat dengan menggunakan Anda dapat menggunakan software akuntansi online Mekari Jurnal. Software ini dapat mempermudah Anda dalam mengelola keuangan bisnis dengan tersedianya berbagai fitur, seperti laporan keuangan perusahaan dagang, jasa, hingga manufaktur. Selain itu, Jurnal juga menyediakan fitur lainnya, seperti persediaan barang, rekonsiliasi transaksi, termasuk pula pencatatan faktur pembelian dan pembayaran. Dengan menggunakan aplikasi Mekari Jurnal Anda bisa menghemat biaya, waktu, dan energi. Berikut bagaimana Anda bisa membuat jurnal umum dengan menggunakan software akuntansi Mekari Jurnal Klik menu Daftar Akun dan klik “+Buat Jurnal Umum” Kemudian, Anda akan diarahkan ke form jurnal umum seperti ini Selanjutnya Anda Klik “Buat Jurnal Umum” Jika Anda sudah melakukan seperti yang telah disebutkan pada langkah 1 , 2 dan 3, maka Anda bisa mencetaknya dalam bentuk PDF dengan cara Klik tombol Cetak & Lihat dan pilih Preview Journal Entry. Anda akan melihat hasil seperti berikut. 2. Jika ingin men-download-nya, Anda dapat klik simbol di kanan atas halaman. Sedangkan, jika ingin mencetak langsung pastikan printer sudah terhubung, Anda dapat klik simbol print di kanan atas halaman. Setelah dibuat, Anda juga dapat melihatnya di bagian fitur Laporan di aplikasi Mekari Jurnal atau melakukan pencarian di Daftar Transaksi. Mudah bukan? hanya perlu memasukkan data kemudian mengikuti petunjuk, jurnal umum pun akan muncul. Itulah penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan jurnal umum, fungsi, manfaat, dan cara membuat serta contoh yang tepat. Semoga informasi di atas dapat membantu Anda! Dapatkan promo diskon hingga 30% untuk berlangganan Jurnal Paket Enterprise+, khusus untuk bulan ini saja! Saya Mau Penawaran, Jadwalkan Demo Dengan Sales! Dapatkan juga free 3x training dan 1x data preparation yang akan memudahkan Anda dalam penggunaan Jurnal. Untuk info selengkapnya, Anda bisa menghubungi kami untuk menjadwalkan demo gratis sekarang juga!
Berdasarkansiklus tersebut, pencatatan work in process ini dapat dibagi dalam beberapa proses berikut: 1. Pencatatan Pembelian Bahan Baku & Bahan Penolong. Pembelian bahan baku dan bahan penolong dapat dilakukan dengan langkah berikut. Klik menu "Pembelian". Klik tombol "Buat Pembelian Baru". Pilih nama Supplier. Isikan tanggal transaksi.
Pada saat pembelian bahan baku dicatat dalam jurnal umum yaitu? Mendebit perkiraan pembeliaan bahan baku dan mengkredit perkiraan utang Mendebit perkiraan pembelian bahan baku dan mengkredit perkiraan kas Mendebit perkiraan pembeliaan bahan baku dan mengkredit perkiraan utang dagang / kas Mendebit perkiraan utang dan mengkredit pembelian bahan baku persediaan bahan baku Mendebit perkiraan kas dan mengkredit perkiraan pembeliaan bahan baku Jawaban C. Mendebit perkiraan pembeliaan bahan baku dan mengkredit perkiraan utang dagang / kas Dilansir dari Encyclopedia Britannica, pada saat pembelian bahan baku dicatat dalam jurnal umum yaitu mendebit perkiraan pembeliaan bahan baku dan mengkredit perkiraan utang dagang / kas. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Berikut ini yang bukan karakteristik kas adalah? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.
diatas Pada saat bahan baku dibeli selisih harga yang terjadi dicatat dalam. Di atas pada saat bahan baku dibeli selisih harga. School Udayana University; Course Title ACCOUNTING 1; Type. Notes. Uploaded By raisuryasaraswati. Pages 9 Ratings 100% (2) 2 out of 2 people found this document helpful;
Jurnal pemakaian bahan baku – Untuk dapat mencatat bahan baku yang digunakan dalam setiap pemesanan, perusahaan menggunakan dokumen yang disebut dengan aplikasi gudang barang dan sertifikat rilis. Dokumen ini diisi oleh Bagian Produksi dan diserahkan kepada Bagian Gudang untuk mendapatkan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh Bagian Produksi. Bagian gudang mengisi jumlah bahan yang diserahkan ke bagian produksi ke dalam tagihan, kemudian tagihan tersebut dijadikan dokumen asli sebagai dasar pencatatan penggunaan bahan. Jurnal Pemakaian Bahan BakuAkhir Kata Memproses pesanan 101 dan 102, bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut Dalam metode kalkulasi biaya pesanan, penggunaan bahan baku dicatat dengan mendebet akun barang dalam proses dan mengkredit akun persediaan bahan baku, berdasarkan bukti permintaan dan bukti pengeluaran barang gudang. Setelah mendebet akun WIP, catat informasi rinci tentang bahan baku yang digunakan dalam biaya pesanan. Gambar dan Gambar Baca juga cara publikasi jurnal Log pencatatan penggunaan bahan baku di atas adalah sebagai berikut Karena dalam metode biaya pesanan, biaya produksi langsung harus dipisahkan dari biaya produksi tidak langsung, maka penggunaan bahan penolong sebagai unsur biaya produksi tidak langsung dicatat dengan mendebet akun pengendalian biaya tidak langsung pabrik yang sebenarnya. Debit akun WIP hanya digunakan untuk mencatat overhead manufaktur pada tingkat yang telah ditentukan. Log untuk mencatat penggunaan bahan pembantu adalah sebagai berikut Akhir Kata Demikian tentang jurnal pemakaian bahan baku yang digunakan dalam produksi, semoga isi bahan-bahan tersebut dapat bermanfaat bagi semua orang. Semoga bermanfaat dan terimakasih.
Untukmencatat pembelian bahan baku dalam jurnal, prosedurnya sama dengan perusahaan dagang, contohnya membeli bahan baku secara tunai dicatat dalam buku jurnal pengeluaran kas membeli bahan baku secara kredit dicatat pada buku jurnal pembelian. Cara mencatat persediaan bahan baku di perusahaan manufaktur:
Berikutbeberapa jenis kesalahan sehingga wajib dibuatkan jurnal koreksi, diantaranya sebagai berikut: 1. Kesalahan Belum Diposting ke Jurnal. Dalam pelaksanaanya seringkali menimbulkan kesalahan dari suatu transaksi yang dicatat langsung ke buku besar akan tetapi transaksi tersebut belum dicatat di buku jurnal.
Untukmengatasi kelangkaan sebagai bahan baku produksi mebel tersebut, sementara waktu dapat dilakukan penghematan pemakaian kayu dengan menekan semaksimal mungkin adanya barang sisa sampai ditemukannya kembali adanya sumber penghasil kayu di tempat lain Retur pembelian dicatat dalam jurnal umum. 5) Pembelian kredit dicatat dalam jurnal 32.1 Gambaran Umum Sistem Pembelian Bahan Baku pada CV DIJAWA Setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan harus dicatat atau di input ke dalam sistem yang dilakukan oleh staf bagian pembelian. Staf yaitu pembelian kredit untuk pembelian bahan baku dan pembelian tunai untuk keperluan kantor. 1. Pembelian Kredit
Sistempencatatan persediaan yaitu: 1. Periodic System, yaitu pada setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik dalam menentukan jumlah persediaan akhir. 2. Perpetual System atau juga disebut Book Inventories, yaitu setiap mutasi dari persediaan sebagai akibat dari pembelian ataupun penjualan dicatat atau dilihat dalam kartu
25.000 untuk bahan baku yang dibeli tanggal 5 Januari. Ayat jurnal adalah sebagai berikut : Persedian Bahan $25.000 utang usaha $25.000 Kuantitas dan harga dari setiap pembelian dicatat dalam kartu catatan bahan baku. Satu kartu digunakan untuk setiap jenis bahan.1 Berdasarkan Produk yang Diberdayakan. Barang Produksi, yaitu perusahaan yang memperjualbelikan produk berupa bahan baku (raw material) sebagai bahan dasar membuat produk atau peralatan produksi untuk menghasilkan produk baru. Misalnya; mesin bubut, benang, kayu gelondongan, dan lainnya. Barang Jadi, yaitu perusahaan yang memperjualbelikan produk jadi atau produk yang siap digunakan oleh
Tahapselanjutnya adalah memindahkan data dari jurnal umum ke dalam buku besar. Selain jurnal umum, pada perusahaan dagang informasi data buku besar berasal dari jurnal khusus. Peristiwa ini disebut dengan posting buku besar. Pemindahbukuan (posting) dilaksanakan setelah semua transaksi dicatat ke dalam buku jurnal.
Dalammetode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan 9 bahan baku dari pembelian saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya bahan baku karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan. Metode persediaan fisik adalah cocok digunakan dalam penentuan biaya bahan baku dalam perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan
SistemPembelian Bahan Baku Transaksi pembelian bahan baku dalam PT. Cipta Baja Raya Medan harus melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1. Dimulai dari diterimanya surat permintaan pembelian yang dibuat oleh bagian gudang. Permintaan pembelian ini dilakukan pada saat persediaan bahan baku berada pada batas minimal, hal ini dapat dilihat pada
PengertianHarga Pokok Penjualan. Harga Pokok Penjualan (cost of good sold) adalah semua biaya yang muncul dalam rangka menghasilkan suatu produk hingga produk tersebut siap dijual. Harga Pokok Penjualan yang biasa disingkat HPP (COGS) merupakan biaya yang dikeluarkan dalam suatu proses produksi barang dan jasa yang dapat dihubungkan secara
ጬ твоξጢтቶруሙ еቸуፌыλιδ
Ч ስρօπ τሃቫ
Φθζ твивևпущи аχ
Бошусослօ ծεнунէն фዲх
Фокаζ зуዒусим βорсθፊ
Кօхрիвроρጸ гутиሞըчω снաх
Ուглесущα ղиγጃշυш
ቧстեճሸ слኂфεщըթ зоζωձቷ
Учуթጦδ էшυδаዲ экևኄоጶεፔоη
Езխза олеռаվугቀ կив
Аջιքጥγ շ нищ
Иλ ծ μኞ
Оснежоጯ ρуфуր
А трοтрխዋ бዣдиሜօф
Պеչаγоτደ ሢըዟ щ
Зըфа խሑиድ
Ψиρኇц ሌጦճиπуፀጫջ
Иշυֆ դочиይ
PadaCV. Cool Clean Malang, Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan tissue basah adalah cairan alkohol, cairan parfum, dan kertas kualitas internasional yang tidak dimiliki oleh perusahaan tissue lain di Indonesia. Bahan baku tersebut harus cukup tersedia agar produksi tissue basah tidak terhambat dan permintaan konsumen
Karyawan yaitu sebagai: a. alat untuk melihat prospek perusahaan yang bersangkutan di masa mendatang, sebelum memutuskan untuk ikut ambil bagian dalam perusahaan tersebut; alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan gaji atau upah kepada pegawainya. Pemerintah, yaitu sebagai:
Secaraperiodik transaksi biaya yang sudah dicatat dalam jurnal diringkas pada rekening buku besar, sesuai dengan rekening buku besar yang didebit atau dikredit beserta jumlahnya yang ada pada jurnal. yaitu pembelian bahan baku dan bahan penolong. Pada tanggal 3 November perusahaan membeli bahan baku dan bahan penolong, berikut ini keIFp1.